ihei

Beranda » ayah » BEKAL UTAMA ANAK KITA

BEKAL UTAMA ANAK KITA

Image result for cahyo prianto
Sumber : @dedengjuheri
.

“Ya Allah, limpahkanlah harta dan anak padanya, dan keberkahan untuknya.”

Di antara doa Rasulullah Saw untuk Anas bin Malik, seorang anak kecil yang diserahkan ibunya, Al-Ghumaisha, kepada baginda nabi.

Beliau Saw amat mencintainya, memandangnya dengan wajah berseri, merengkuhnya, mengusap kepalanya, menyentuh ujung rambutnya, dan menganggapnya sebagai keluarga. Unais adalah panggilan kesayangannya.

Doa Rasulullah Saw ini mewujud dalam hidup Anas, berkah hidupnya, melimpah hartanya, dan banyak anaknya.

Anas menjadi sahabat utama yang paling banyak meriwayatkan hadits setelah Abu Hurairah dan Abdullah bin Umar. Menjadi tokoh masyarakat rujukan umat sepeninggal Rasulullah Saw. mengajar dan mengamalkan ilmu untuk kebaikan umat.

Anas dilimpahi harta yang amat banyak, melimpah, dan kaya raya. Beliau hidup dalam kecukupan dengan perniagaan yang baik, halal, dan berkah.

Allah Swt memanjangkan umurnya, hingga Anas berusia 103 tahun. Allah pun menganugerahi keturunan yang amat banyak, 120 anak. Dan dari 120 anak ini, 90 orang di antaranya hafidz Quran.

Masyaallah, teramat berkah hidupnya..

Tiada pahala yang bisa kita petik setelah meninggal dunia, kecuali tiga perkara sebagaimana sabda baginda nabi Saw yang mulia; ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah, dan anak shalih yang mendoakan. Anas mendapatkan ketiganya.

Sang ibu, Al-Ghumaisha, insyaallah memperoleh pahala kebaikannya..

*
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari sepenggal kisah di atas? Yang pertama kali ditanamkan oleh ibunda Anas, Al-Ghumaisha, adalah Tauhid, keimanan dalam hati sang putra.

Sang ibu memupuk iman dalam hati Anas, merawat dengan baik, dan menyiram penuh ketulusan. Keimanan itu tumbuh subur, berakar kokoh, berbatang kuat, berdaun lebat, dan memekarkan bunga mewangi surga.

Ini pula yang harus jadi pondasi utama anak kita; Iman. Keimanan anak merupakan sumber kesuksesan, kebaikan, dan kebahagiaan dunia akhirat.

Sebagian orangtua, ada yang lebih sering mengutamakan pengetahuan, kecerdasan, dan menggali bakat anak sedemikian rupa. Anak dituntut pandai bergaul, baca tulis, prestasi baik, dan memenangkan berbagai perlombaan. Padadahal banyaknya ilmu, cerdasanya otak, dan ketemunya bakat, tak bakal membawa banyak kebaikan bila tak disertai iman dalam hatinya.

Anak tahu ilmu agama, tahu tatacara shalat, cerdas mengafal doa-doa, menghafal ayat-ayat al-Quran dan hadis, tapi mereka tidak paham, tidak menerima dengan keimanan, hanya akan menjadi penegtahuan yang sedikit sekali membawa kebaikan.

Di sinilah kita menginsapi diri, bahwa keimanan adalah yang utama. Pengetahuan dan kecerdasan, insyaallah menjadi kebaikan berlipat ganda dengan iman pondasinya.

Sehingga..
Mari bersamai anak-anak kita untuk mengenal, mengagungkan, dan menghamba hanya pada Allah Swt. Juga menjadikan Rasullah sebagai teladan utama dalam hidupnya. Wallahu’alam..


Tinggalkan komentar